“Chain Writing” Metode pembelajaran menyenangkan untuk ketrampilan menulis Teks Deskripsi pada pembelajaran Bahasa Jawa

Chain writing, juga dikenal sebagai “chain story” adalah kegiatan di mana sekelompok penulis berkolaborasi untuk membuat cerita bersama. Setiap penulis menulis bagian atau bab tertentu dari cerita, kemudian meneruskannya kepada penulis berikutnya dalam rangkaian. Proses ini terus berlanjut, dan setiap penulis menambahkan elemen baru ke cerita berdasarkan kontribusi penulis sebelumnya. Mata pelajaran bahasa Jawa dianggap salah satu mata pelajaran yang sulit.  Seorang guru harus bisa membawa siswanya untuk bersemangat dalam belajar. Menulis adalah suatu bentuk ekspresi di mana ide, pikiran, atau informasi diungkapkan melalui kata-kata yang tertulis. Aktivitas menulis melibatkan penggunaan bahasa tertulis untuk menyampaikan pesan atau menciptakan narasi. Ini adalah keterampilan yang sangat penting dan serbaguna, diterapkan dalam berbagai konteks dan tujuan. Teks deskripsi Panganan tradisional Jawa adalah salah satu materi pembelajaran pada kelas X/Fase F, dimana tujuan pembelajarannya adalah peserta didik dapat menuliskan ide, gagasanya melalui teks deskripsi panganan tradisional Jawa. Teks deskripsi memiliki ciri-ciri khusus yang bertujuan untuk menggambarkan atau menjelaskan suatu obyek, orang, tempat, atau kejadian secara rinci. Melalui metode “chain writing” pembelajaran menulis teks deskripsi panganan tradisional Jawa akan lebih menarik perhatian siswa. Chain writing dapat dilakukan pada kelompok, sehingga setiap peserta didik dalam kelompoknya dapat berpartisipasi menuangkan ide berupa kalimat dari apa yang mereka lihat, karena tujuan menulis teks deskripsi adalah menggambarkan suatu objek. Mengapa metode chain writing menarik? Metode chain writing menarik karena membawa sejumlah keuntungan dan elemen positif yang dapat memikat penulis dan pembaca. Peserta didik dalam pembelajaran akan lebih aktif berkolaborasi didalam kelompoknya, membangun adaptasi yang baik, Menyusun kalimat secara koheren dan koherensif dari kalimat sebelumnya. Keterlibatan peserta didik dalam kelompoknya dengan system bergilir menjadikan tidak ada peserta didik yang mendominasi bercerita, sehingga memastikan setiap anggota kelompok berkontribusi. Peserta didik akan mendapatkan pengalaman pembelajaran kolektif, mereka dapat memahami cara penulis lain (siswa) berpikir, belajar dari gaya penulisan yang berbeda, dan mengembangkan ketrampilan kolaboratif. Dengan mengintegrasikan metode pembelajaran yang menyenangkan, guru dapat menciptakan lingkungan pembelajaran yang positif, mendukung, dan merangsang minat siswa terhadap pelajaran bahasa Jawa. Hal ini dapat membantu memperkuat pemahaman siswa terhadap materi dan mengembangkan keterampilan berbahasa mereka dengan cara yang menyenangkan dan bermakna.

About the Author

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

You may also like these